Pivot Points: Pengertian dan Cara Menggunakannya
Pivot points banyak digunakan oleh trader untuk menentukan level support & resistance. Seperti kita ketahui bersama, support & resistance adalah level di mana harga akan memantul kembali ke arah sebelumnya. Secara tampilan, level pivot mirip dengan fibonacci, karena memiliki sejumlah level support & resistance. Bedanya, level pivot sifatnya lebih objektif.
Support & resistance, trend lines, hingga fibonacci sifatnya sangatlah subjektif karena tiap trader punya argumen masing-masing tentang peletakan indikator-indikator tersebut. Seperti misalnya pada fibonacci, tiap trader memiliki perbedaan pendapat mengenai di mana sebaiknya titik swing high dan swing low ditempatkan.
Namun, tidak demikian halnya dengan level pivot. Indikator ini sangatlah objektif karena cara mengukurnya memiliki standar pengukuran yang sama. Tiap trader yang menggunakan level pivot menggunakan rumus yang sama untuk menentukan level pivot.
Umumnya, trader menggunakannya untuk mencari keuntungan dari trading jangka pendek. Mereka menggunakan level pivot sebagai acuan untuk mencari di manakah harga memantul (bounce) atau menembus level-level ini dan terjadi breakout. Berikut adalah contoh penampakan level pivot saat trading.
Mirip sekali bukan dengan fibonacci? Nah, buat Anda yang bingung apa kepanjangan dari PP, S1, R1 dan seterusnya, berikut penjelasannya:
PP = Pivot Points
R = Resistance
S = Support
Cara menghitung level pivot
Cara paling umum untuk menghitung level pivot adalah dengan menggunakan harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, serta harga penutupan dari sesi trading sebelumnya. Jika bingung dalam menentukan sesi trading manakah yang harus dijadikan patokan, Anda bisa menggunakan sesi trading yang paling banyak digunakan trader dari seluruh dunia, yakni sesi trading Amerika.
Berikut cara menghitung level pivot:
Pivot points (PP) = (harga tertinggi + harga terendah + harga penutupan) / 3
Resistance pertama (R1) = (2 x PP) – harga terendah
Support pertama (S1) = (2 x PP) – harga tertinggi
Resistance kedua (R2) = PP + (harga tertinggi – harga terendah)
Support kedua (S2) = PP – (harga tertinggi – harga terendah)
Resistance ketiga (R3) = harga tertinggi + 2 (PP – harga terendah)
Support ketiga (S3) = harga terendah – 2 (harga tertinggi – PP)
Jika melihat dari contoh gambar di atas, Anda mungkin melihat ada sebuah garis tambahan di antara masing-masing level support & resistance. Garis-garis tambahan ini dibuat oleh software yang mengukur level pivot di platform trading yang digunakan. Garis-garis ini disebut sebagai intermediate level atau mini levels.
Jika menggunakan perhitungan di atas untuk mencari level pivot, Anda bisa menggambar garis horizontal di layar MT4 setelah mendapatkan nilai dari masing-masing support/resistance/level pivot. Namun jika Anda malas untuk melakukan perhitungan rumit tersebut (seperti saya juga) Anda bisa menggunakan kalkulator level pivot. Google saja kata kunci “pivot points calculator” dan tinggal masukkan angka-angka yang diperlukan.
Tiga jenis pivot points
Jika Anda mengunjungi salah satu website kalkulator level pivot, Anda mungkin akan melihat ada tiga jenis pivot point yang bisa dipilih. Masing-masing level pivot memiliki keunggulannya masing-masing, namun jika Anda ragu mana sebaiknya yang harus dipilih, kami sarankan untuk memilih level pivot yang standar.
Namun kami juga akan memberikan Anda sedikit penjelasan mengenai masing-masing level pivot dan apa kelebihannya dibandingkan dengan jenis level pivot lainnya. Berikut lengkapnya:
- Woodie: formula level pivot woodie lebih menitikberatkan pada harga penutupan periode sebelumnya. Support & resistance yang dihasilkan dari perhitungan woodie sangat berbeda jauh dibandingkan dengan metode standar. Contohnya, PP standar adalah R1 woodie, S1 standar adalah S2 woodie dan seterusnya.
- Camarilla: konsep utama dari PP camarilla adalah berdasar dari pendapat yang mengatakan bahwa harga cenderung kembali ke harga penutupan hari sebelumnya. Trader yang menggunakan PP camarilla umumnya melakukan buy/sell saat harga mendekati S3/R3. Namun jika harga menembus R4/S4, maka pergerakan harga di hari tersebut sangatlah kuat yang mengindikasikan adanya trend.
- Fibonacci: level PP Fibonacci ini awalnya didapatkan dengan menggunakan cara standar. Berikutnya kalikan selisih harga penutupan dan pembukaan dengan level Fibonacci yang sesuai (38.2%, 61.8%, dan 100%), lalu tambah/kurangi angka yang didapat untuk mencari pivot point dan Anda akan menemukan level pivot.
Strategi trading menggunakan pivot point
Strategi trading menggunakan level pivot kurang lebih sama seperti support & resistance. Saat harga berkali-kali bergerak ke arah sebuah level support atau resistance lalu memantul kembali, maka makin kuatlah level support atau resistance tersebut.
Pun sama halnya dengan level pivot. Bila Anda melihat sebuah level pivot yang cukup kuat, ini adalah kesempatan yang baik bagi Anda untuk menyusun strategi trading. Ada dua kondisi pasar yang mana level pivot bisa digunakan, yakni kondisi pasar ranging dan kondisi pasar breakout. Mari kita bahas satu persatu.
level pivot di kondisi pasar ranging
Inti dari trading menggunakan pivot point ini kurang lebih seperti ini:
- Jika harga mendekati salah satu level resistance (R1, R2, R3), Anda bisa pasang posisi sell dan menempatkan stop loss sedikit di atas level resistance.
- Jika harga mendekati salah satu level support (S1, S2, S3), Anda bisa pasang posisi buy dan tempatkan stop loss sedikit di bawah level support.
Semudah itu kok menggunakan pivot point di kondisi pasar yang sedang ranging. Ada juga trader yang menggunakan analisa Japanese candlestick ketika harga menyentuh salah satu level support/resistance untuk mendapatkan konfirmasi apakah trend akan terus berjalan atau bahkan terjadi reversal.
level pivot di kondisi pasar trending
Sama seperti support & resistance standar, tidak selamanya harga terus bergerak naik dan turun di level-level level pivot yang sama. Sering kita temukan harga terus merangsek naik atau pun turun setelah bersinggungan dengan salah satu level. Inilah yang dinamakan dengan breakout.
Salah satu keuntungan level pivot adalah indikator ini juga bisa digunakan untuk mencari tahu kapan kiranya sebuah trend terbentuk, sekalian menunggangi trend tersebut lebih awal dan mendapatkan keuntungan lebih banyak lagi!
level pivot saat trading breakout:
- Cara agresif: cara yang pertama ini digunakan ketika Anda yakin bahwa harga akan menembus level support/resistance saat pertama kali bergerak mendekati level support/resistance tersebut.
- Cara cari aman: cara yang kedua, Anda menunggu terlebih dahulu apakah harga yang bergerak mendekati level support/resistance tersebut hanya menguji level support/resistance tersebut sebelum mulai trading.
Perlu diketahui bahwa ketika harga bergerak menembus support/resistance yang pertama (R1 atau S1), maka level tersebut akan beralih fungsi. Contoh, jika harga menembus resistance pertama dan bergerak mendekati resistance kedua, maka R1 akan berubah menjadi support dan R2 akan menjadi resistance-nya.
Pivot point sebagai pendeteksi sentimen pasar
Cara lain penggunaan level pivot adalah untuk membaca seperti apa sentimen yang ada di pasar forex. Menggunakan level pivot, kita bisa mengetahui pihak mana yang sedang menguasai pasar, pembeli atau penjual. Cara mudahnya adalah dengan mengibaratkan level-level pivot sebagai lapangan sepakbola.
Bayangkan PP sebagai garis tengah lapangan sepakbola tempat biasanya kick-off dilakukan. Sedangkan R1, R2, R3 adalah level-level di mana tim sepakbola melakukan serangan (buy), dan S1, S2, S3 sebagai level di mana tim sepakbola bertahan (sell). Bola anggaplah sebagai harga yang terus bergerak naik dan turun.
Saat harga naik di atas PP, ini adalah waktu yang paling tepat untuk menyerang (buy). Harga yang terus merangsek naik menembus R1, R2 atau bahkan R3 adalah sebuah indikasi bahwa para pembeli sedang menguasai pasar, sama seperti tim sepakbola Real Madrid yang sedang menggiring bola untuk mendekati gawang lawan.
Ketika harga terus turun di bawah level PP, adalah pertanda yang kuat bahwa para penjual sudah berhasil mengalahkan pembeli di pasar forex dan kondisi pasar menjadi bearish. Kondisi ini sama seperti Christiano Ronaldo ditekel hingga terjatuh dan bola dikuasai oleh pihak lawan. Bola pun masuk ke daerah pertahanan Real Madrid.
Nah, yang perlu diwaspadai adalah adanya counter attack! Sama seperti permainan sepakbola, tak selamanya bola berhasil dikuasai oleh satu tim. Ada kalanya saat sedang asyik menyerang, tim yang sedang bertahan berhasil merebut bola dan mengirimkan umpan lambung jauh ke depan, jatuh di kaki penyerang yang berlari kencang dan akhirnya berhasil mencetak gol.
Ibaratkan kejadian counter attack di atas seperti reversal di pasar forex. Reversal seringkali terjadi begitu cepat, padahal harga sedang bergerak di level R1 – R2. Dalam sekejap mata akibat adanya pengumuman data ekonomi yang penting mengakibatkan harga terjun bebas dari level R2 ke level S2. Jika Anda tidak mengantisipasi hal ini dengan memasang stop loss, tidak bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang harus diderita.
Itu dia penjelasan mengenai level pivot dan bagaimana menggunakannya pada saat trading. Secara garis besar, level pivot adalah support & resistance, namun karena sifatnya yang objektif, membuat pivot points lebih banyak dipilih oleh para trader untuk dijadikan acuan menentukan level support & resistance.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan